LEGENDA DESA CUKILAN
Bermula dari seorang
anak laki-laki bernama Cukil, ia berasal dari Tuluh Watu Magelang. Sejak kecil
Cukil dididik dalam ilmu agama, ilmu-ilmu bela diri dan ilmu kanuragan.
Sikapnya yang tegas namun halus budi mengimbangi kepandaian dan ketrampilannya
dalam berolah kanuragan dan kajiwan. Pemuda Cukil agak berbeda dengan pemuda
lainnya. Ia senang mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
ajaran Islam yang dianut dan diajarinya. Ia banyak membantu masyarakat di
daerahnya untuk menumpas kejahatan akibat penjajahan Belanda. Karena
kemahirannya itu, ia diangkat menjadi abdi dalem prajurit Keraton Yogyakarta sehingga namanya menjadi Cukil Wanakusuma.
Pemuda Cukil
Wanakusuma kemudian meninggalkan pekerjaanya sebagai prajurit, karena melihat
diluar sana
rakyat sangat tersiksa karena penjajahan yang menyengsarakan rakyat. Ia lalu
mengajak orang-orang yang sepaham tentang penjajahan menghimpun kekuatan
melawan Belanda. Dengan para pengikutnya bergerak meninggalkan Yogyakarta bergerilya sambil syiar Islam. Rombongan Cukil
berjalan menuju arah timur, setelah beberapa minggu berjalan sampailah
rombongan di daerah teduh dan mementeramkan jiwa. Dengan sebuah sendang yang
airnya sangat jernih.
Maka Cukil
Wanakusuma mengumpulkan para pengikutnya untuk berunding mengenai kemungkinan
di daerah tersebut mereka akan menetap. Sahabatnya semua setuju untuk menetap
di daerah tersebut. Segera mereka membuat pesanggrahan untuk bertempat tinggal
bersama dan mengajarkan berbagai ilmu terutama ilmu agama kepada para penduduk.
Cukil Wanakusuma menjadi tempat mengeluh dan mengadu dari masyarakat sekitar
untuk membantu memecahkan masalah. Karena kepandaiannya itu maka masyarakat
menjuluki Ki Ageng Cukil Wanakusuma.
Usia Ki Ageng Cukil
Wanakusuma semakin tua. Pada hari Jumat Wage bulan Syafar Ki ageng Cukil
Wanakusuma yang telah lama menderita sakit, mengumpulkan para pengikutnya untuk
memberi wejangan-wejangan keagamaan dan berpesan agar melanjutkan perjuangan.
Semua pengikutnya bersedia untuk melanjutkan perjuangan salah seorang sahabat
memberi usul untuk memberi nama desa yang telah mereka jadikan pesanggrahan
itu. Kemudian Ki ageng Cukil Wanakusuma mempersilahkan para sahabat dan
pengikutnya untuk berunding bersama. Para
sahabat dan pengikutnya berpendapat sebaiknya menggunakan nama pimpinan mereka
saja untuk mengenang bila beliau wafat dan sebagai bentuk penghormatan. Mereka
sepakat memberi nama desa tersebut DESA CUKILAN. Tak berapa lama setelah itu Ki
Ageng Cukil Wanakusuma meninggal dengan penuh ketenangan dan dimakamkan di
samping pesanggrahan.
Demikianlah asal
nama Desa Cukilan yang terletak di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Kurang lebih berjarak 7 km arah
utara dari kota
Kecamatan Suruh.
ini cerita karangan paling ngawur sedunia.. saya sebagai putra banjaran gunung tidak terima kengawuran dongeng sampeyan.. suatu waktu akan saya ungkap cerita sebenarnya
BalasHapusentah ngarang darimana cerita sampeyan tp jika sampeyan berani mengatakan kebohongan sejarah ini pd orang yg tahu/sesepuh cukilan sendiri, saya pastikan mulut sampeyan ditapuk sandal
BalasHapussaya kira sampeyan tdk belajar sejarah sama sekali meski sampeyan orang berpendidikan.. silakan cari saya orang asli banjaran gunung desa cukilan kecamatan suruh.. saya tunggu
BalasHapusAnda memang nggak pernah bljr etika, pas dg raut wjh anda
HapusHariyanto abg @ aku wong banjaran cengklik…
BalasHapusTrus piye crita sakbenere?
he yono aq ulit jagir koe arep takon opo.?
HapusApa benar nama asli beliau Baltazr von Faulhaber ?
BalasHapusTanya sama bpak kyai chazim abdus syakur reksosari saja,beliau masih satu nasab dg mbah kiai ageng
BalasHapus