Minggu, 02 Desember 2012

LEGENDA DESA CUKILAN


LEGENDA DESA CUKILAN

Bermula dari seorang anak laki-laki bernama Cukil, ia berasal dari Tuluh Watu Magelang. Sejak kecil Cukil dididik dalam ilmu agama, ilmu-ilmu bela diri dan ilmu kanuragan. Sikapnya yang tegas namun halus budi mengimbangi kepandaian dan ketrampilannya dalam berolah kanuragan dan kajiwan. Pemuda Cukil agak berbeda dengan pemuda lainnya. Ia senang mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Islam yang dianut dan diajarinya. Ia banyak membantu masyarakat di daerahnya untuk menumpas kejahatan akibat penjajahan Belanda. Karena kemahirannya itu, ia diangkat menjadi abdi dalem prajurit Keraton Yogyakarta sehingga namanya menjadi Cukil Wanakusuma.
Pemuda Cukil Wanakusuma kemudian meninggalkan pekerjaanya sebagai prajurit, karena melihat diluar sana rakyat sangat tersiksa karena penjajahan yang menyengsarakan rakyat. Ia lalu mengajak orang-orang yang sepaham tentang penjajahan menghimpun kekuatan melawan Belanda. Dengan para pengikutnya bergerak meninggalkan Yogyakarta bergerilya sambil syiar Islam. Rombongan Cukil berjalan menuju arah timur, setelah beberapa minggu berjalan sampailah rombongan di daerah teduh dan mementeramkan jiwa. Dengan sebuah sendang yang airnya sangat jernih.
Maka Cukil Wanakusuma mengumpulkan para pengikutnya untuk berunding mengenai kemungkinan di daerah tersebut mereka akan menetap. Sahabatnya semua setuju untuk menetap di daerah tersebut. Segera mereka membuat pesanggrahan untuk bertempat tinggal bersama dan mengajarkan berbagai ilmu terutama ilmu agama kepada para penduduk. Cukil Wanakusuma menjadi tempat mengeluh dan mengadu dari masyarakat sekitar untuk membantu memecahkan masalah. Karena kepandaiannya itu maka masyarakat menjuluki Ki Ageng Cukil Wanakusuma.
Usia Ki Ageng Cukil Wanakusuma semakin tua. Pada hari Jumat Wage bulan Syafar Ki ageng Cukil Wanakusuma yang telah lama menderita sakit, mengumpulkan para pengikutnya untuk memberi wejangan-wejangan keagamaan dan berpesan agar melanjutkan perjuangan. Semua pengikutnya bersedia untuk melanjutkan perjuangan salah seorang sahabat memberi usul untuk memberi nama desa yang telah mereka jadikan pesanggrahan itu. Kemudian Ki ageng Cukil Wanakusuma mempersilahkan para sahabat dan pengikutnya untuk berunding bersama. Para sahabat dan pengikutnya berpendapat sebaiknya menggunakan nama pimpinan mereka saja untuk mengenang bila beliau wafat dan sebagai bentuk penghormatan. Mereka sepakat memberi nama desa tersebut DESA CUKILAN. Tak berapa lama setelah itu Ki Ageng Cukil Wanakusuma meninggal dengan penuh ketenangan dan dimakamkan di samping pesanggrahan.
Demikianlah asal nama Desa Cukilan yang terletak di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Kurang lebih berjarak 7 km arah utara dari kota Kecamatan Suruh.

         

8 komentar:

  1. ini cerita karangan paling ngawur sedunia.. saya sebagai putra banjaran gunung tidak terima kengawuran dongeng sampeyan.. suatu waktu akan saya ungkap cerita sebenarnya

    BalasHapus
  2. entah ngarang darimana cerita sampeyan tp jika sampeyan berani mengatakan kebohongan sejarah ini pd orang yg tahu/sesepuh cukilan sendiri, saya pastikan mulut sampeyan ditapuk sandal

    BalasHapus
  3. saya kira sampeyan tdk belajar sejarah sama sekali meski sampeyan orang berpendidikan.. silakan cari saya orang asli banjaran gunung desa cukilan kecamatan suruh.. saya tunggu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda memang nggak pernah bljr etika, pas dg raut wjh anda

      Hapus
  4. Hariyanto abg @ aku wong banjaran cengklik…
    Trus piye crita sakbenere?

    BalasHapus
  5. Apa benar nama asli beliau Baltazr von Faulhaber ?

    BalasHapus
  6. Tanya sama bpak kyai chazim abdus syakur reksosari saja,beliau masih satu nasab dg mbah kiai ageng

    BalasHapus